Jumat, 29 Juli 2016

Acara Halalbihalal Masjid Jami AlAbror
Pengurus Masjid Jami' Al-Abror Berencana akan mengadakan acara halalbihalal, yang mana akan dilaksanakan pada Hari jum'at malam sabtu tanggal 05 agustus 2016 pukul 19.30 s/d selesai (ba'da Sholat Isya ) bertempat dihalaman Masjid Jami' Al-Abror jl.nimun raya RW 10 kebayoran lama selatan jakarta selatan.
Acara tersebut  rutin dilaksanakan setiap tahun setelah Hari Raya Iedul Fitri dengan tujuan dari acara tersebut menjadi momentum memperkuat tali silaturahmi khususnya antar warga RW.10 tanah kusir kebayoran lama selatan jakarta selatan dan warga dari wilayah lain pada umumnya.
Didalam acara tersebut juga akan dihadiri oleh para Habaib, Alim Ulama, serta Tokoh Masyarakat, tidak lupa Kami juga mengundang Da'i Kondang yaitu KH. Muhammad Fadhilah Yusuf alias Ustadz Tille.
Semoga dari acara tersebut Kami serta semua lapisan masyarakat mendapat hikmah, taufiq serta hidayah dari Alloh SWT.
Berikut Kami uraikan makna dan pengertian dari acara halal bihalal dari sebagian sumber :
M. Qurasih dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al Qur an memberikan penjelasan mengenai pengertian dan makna yang terkadung dalam Halalbihalal. Menurutnya halalbihalal mengandung tiga arti.

Pertama dari tinjauan kebahasaan. Kata halalbihalal berasal dari kata halla atau halal yang bisa berarti menyelesaikan persoalan atau problem, meluruskan benang kusut, mencairkan air yang keruh, dan melepaskan ikatan yang membelenggu.

Dengan demikian dengan adanya acara halalbihalal diharapkan hubungan yang selama ini keruh dan kusut dapat segera diurai dan dijernihkan. Halalbihalal bermakna untuk merekontruksi relasi kemanusiaan yang lebih sejuk dan menentramkan.

Kedua, tinjauan hukum. Kata halal digunakan sebagai lawan dari kata haram dan makruh. Dengan pengertian ini maka halalbihalal mengandung arti kekinian setiap orang yang berhalalbihalal untuk membebaskan diri dari perbuatan yang haram dan makruh, atau membebaskan diri dari perbuatan dosa.
Pengertian dan Makna Halalbihalal

Tidaklah tepat jika dalam acara halalbihalal digunakan sebagai ajang saling menggunjing, memfitnah, atau perbuatan mubazir (izraf-berlebih-lebihan)

Ketiga, jika dilihat dari Al- Qur an pengertian dan maknanya dapat kita jumpai dalam beberapa ayat dalam Al-Qur an di antaranya dalam (QS. 2: 168, QS. 8: 69, QS. 5: 88, QS. 16: 114), kata halalbihalal selalu dirangkaikan dengan kata thayyib (halalan thayyiba) yang
berarti yang halal lagi menyenangkan.


Dengan pendekatan Qur’ani, maka yang dimaksudkan dengan halalbihalal adalah terbangunnya komitmen bersama untuk selalu melakukan yang baik dan bermafaat serta menyenangkan semua pihak.

Dengan demikian, ketiga pengertian yang dikandung dalam kata halalbihalal bisa digunakan untuk menjelaskan pesan yang dikandung oleh tradisi tersebut. Dalam konteks ini halalbihalal merupakan media yang paling efektif untuk merajut kembali hubungan yang membeku dengan cara saling memaafkan dan menyadari kekhilafan masing-masing.

Sangatlah tepat pada acara halalbihalal semua orang mengucapkan mohon maaf lahir batin. Bisa jadi setelah lahiriah semua orang bisa memaafkan namun secara batiniah tidak tertutup kemungkinan masih tersisa dendam, rasa sakit hati. Orang yang seperti ini biasanya secara lahir telah memaafkan dengan ditandai dengan berjabat tangan, namun secara batin belum memaafkan sepenuhnya.

Di dalam acara halalbihalal juga dibangun komitmen bersama untuk melepaskan diri dari segala perbuatan yang haram, untuk selanjutnya menanamkan niat untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Setelah menyadari hakikat halalbihalal yang penuh pesan-pesan moral sosial religius tersebut, maka selanjutnya halalbihalal bisa dimanfaatkan sebagai ajang komunikasi produktif antar berbagai komponen bangsa.

Suasana halalbihalal yang penuh dengan nuansa reigius, kekeluargaan dan keterbukaan membuat semua orang yang hadir tidak memiliki beban psikolgis tertentu. Pada saat itulah komunikasi sehat bisa terbangun dengan baik. Pada gilirannya muncul keinginan untuk saling membantu dan saling membesarkan.

Semoha bermanfaat…

Selasa, 26 Juli 2016


Nasehat Habib Zein Bin Sumaith - Semoga Allah Melindungi Nya Dan Meninggikan Kemulyaannya

Istiqamah itu adalah karomah tertinggi, Karomah itu bukan menunjukkan ketinggian pangkat atau kewalian atau kesolihan, sebab Setan juga mampu melintasi barat dan timur hanya dengan sekejap saja.

Seorang Ulama Berkata :

“Jika engkau melihat seorang mampu terbang …. atau berjalan di atas Air, Namun dia melanggar batas-batas Hukum syariat …. maka dia sebenar nya orang yang di istidrajkan (Orang yang di beri kelebihan oleh Allah namun Allah tidak meridhai-nya) atau dia seorang Pelaku Bid’ah."

Jika engkau hendak mengetaui Apakah engkau seorang yang Istiqamah atau tidak??
(maka periksalah diri anda dan tanyakan)
Apakah engkau bangun untuk beribadah di waktu malam??

Apakah engkau Shalat subuh tepat pada waktunya?
apakah engkau Shalat berjemaah ??
Apakah engkau Shalat sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat Fardhu??
Apakah engkau melaksanakan Doa Fajar antara Adzan dan Iqamah??
Apakah engkau Berdzikir kepada Allah selepas Shalat ??
Apakah engkau Shalat Dhuha ??
Apakah engkau menghadiri Majlis-majjlis Ilmu??
apakah engkau Membaca Al-qur’an walau hanya satu lembar halaman sebagai Rutinitas sehari-hari??
Apakah engkau memerangi Nafsumu untuk meninggalkan perbuatan Maksiat yang membinasakan mu. ??
Apakah engkau membantu saudara-saudara Muslim mu dan melayani mereka ??
Jika engkau orang yang melakukan Itu semua, Maka engkau adalah orang yang istiqamah, Namun Jika tidak maka engkau adalah orang celaka


Sumber : Darullughah Waddakwah / Https://Dalwadakwah.Blogspot.Co.Id/2015/05/Istiqamah-Itu-Adalah-Karomah-Tertinggi.Html?ShowComment=1469590082746#C7077624915479532704

Pengurus Besar (PB) Wanita Al Irsyad bekerja sama dengan MER-C mengadakan diskusi bertajuk Women and Children in Gaza Palestine pada Rabu (20/7). Acara yang berlangsung di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Jakarta Timur ini menghadirkan perempuan asal Palestina Widyan Sha’at untuk bercerita tentang kondisi perempuan dan anak-anak yang hidup di Jalur Gaza, Palestina.


Menurut Widyan, perempuan, khususnya kaum ibu dan anak-anak di Jalur Gaza menghadapi kehidupan yang cukup berat. Tak sedikit korban yang berjatuhan berasal dari kalangan perempuan dan ibu baik karena serangan senjata maupun karena minim dan sulitnya akses kesehatan.

Ketidakberdayaan para ibu kerap menempatkan mereka dalam posisi yang sulit. “Kami memiliki anak-anak yang harus dijaga tapi dalam kondisi tertentu kami tidak mampu menjaga mereka semuanya. Kami bahkan tidak bisa menyelamatkan beberapa dari mereka dari serangan tentara Israel,” ungkap Widyan.

Kendati hidup penuh ancaman di tengah bombardir tentara Israel, Widyan mengatakan, kaum ibu selalu berupaya menjaga ketaatan dan aqidah mereka. Mengingat serangan bisa datang kapan saja dan dekatnya kematian, kaum perempuan tidak pernah melepaskan hijab atau abaya mereka, bahkan ketika tidur.

“Kalaupun mati, kami ingin mati dalam keadaan aurat yang tertutup,” kata Widyan yang saat ini berdomisili di Malaysia. 

Selain itu, para ibu juga selalu memberikan pendidikan kepada anak mereka tentang kewajiban seorang Muslim menjaga situs suci masjid Al Aqsa. Ibu-ibu menanamkan kepada anak-anak mereka menjaga Al Aqsa adalah suatu kehormatan dan wujud cinta kepada Allah.

Menurut Widyan, meski hidup di tengah gempuran tentara Israel, rakyat Gaza selalu merasakan kedamaian di dalam hati karena iman mereka kepada Allah. “Kami yakin Allah telah menjanjikan surga bagi orang-orang yang membela Al Aqsa,” ujar Widyan.

Sumber :
Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ani Nursalikah
Reuters
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Jumat, 22 Juli 2016

Al-Habib Sholeh  bin Muhsin Al-Hamid  dilahirkan di Korbah Ba Karman ( Wadi 'Amd ), Hadramaut pada tahun 1313 Hijriyah. Ayahnya adalah Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid yang terkenal  dengan sebutan Al-Bakry-Al-Hamid, adalah seorang sholihin dan seorang wali yang arif  juga sangat dicintai dan disegani oleh masyarakatnya. Sedangkan ibunda beliau  seorang wanita sholihah yaitu Aisyah dari keluarga  Al-Abud Ba Umar dari masyaikh Al-'Amudi. 

Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid mempelajari Al-Qur’an  kepada seorang guru yang bernama Said Ba Mudhij, di Wadi Amd. Sedangkan Ilmu Fiqh dan tasawuf dipelajari dari ayahnya sendiri Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid. 

Pada usia 26 tahun bertepatan bulan keenam tahun 1921 M, dengan ditemani Assyaikh Al-Fadil Assoleh Salim bin Ahmad Al-Askariy, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut menuju Indonesia. Mereka berdua singgah di Jakarta untuk beberapa saat, kemudian menuju ke Lumajang di kediaman sepupunya Al-Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid. Al-Habib Sholeh menetap di Lumajang untuk beberapa lama, kemudian pindah ke Tanggul, Jember, Jawa Timur dan akhirnya menetap di sana hingga akhir hayatnya. Al-Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid lebih akrab dengan sebutan Habib Sholeh Tanggul

Di Tanggul, Habib Sholeh mendirikan Masjid yang diberi nama Masjid Riyadus Sholihin bermula dari hadiah sebidang tanah dari seorang Muhibbin Almarhum Haji Abdurrasyid kepada Habib Sholeh, yang kemudian diwakafkan dan didirikan Masjid diatasnya. 

Habib Sholeh berda'wah kepada masyarakat sekitar tidak kenal lelah, selalu mengajak umat shalat berjama'ah dan tidak meninggalkannya. Antara Maghrib dan Isya di isi dengan membaca Al-Qur'an dan wirid-wirid. Selepas shalat ashar membaca kitab An-Nashoih Dinniyah karya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.

Habib Sholeh wafat di Tanggul ketika senja pada hari Sabtu, tanggal 8 Syawal 1396 Hijriyah ( 1976 M.) dalam usia 83 tahun. Beliau wafat setelah berwudhu dan sebelum sempat melaksanakan shalat Maghrib. Dimakamkan pada hari Minggu , tanggal 9 Syawal 1396 Hijriyah, setelah shalat Dzohor di samping kiblat Masjid Riyadus Sholihin, Tanggul, Jember,Jawa Timur

Habib Sholeh meninggalkan 6 putra-putri : Al-Habib Abdullah, Al-Habib Muhammad, Syarifah Nur, Syarifah Fatimah, Al-Habib Ali dan Syarifah Khadijah.
Karomah Habib Soleh bin Muhsin Al Hamid 
Membicarakan karamah Habib Sholeh tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan dirinya dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah.

Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang letaknya memang dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi lalu datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh meresakan ada yang aneh. Lalu ia menjabat tangan pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti tak bertulang. Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah ciri fisik nabi Khidir. Tangannya pun dipegang erat-erat oleh Yek Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan saya.” Sang pengemis pun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik Sholeh untuk menunjukkan rumah habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada yang nama Habib Sholeh, dijawab tidak ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah sini tidak ada, tuan, nama Habib Sholeh, yang ada Sholeh, saya sendiri, “Kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.

Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang, mulai sekedar silaturrahmi, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari tanggul, tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mantan wakil Presiden Adam malik adalah satu dari sekian pejabat yang sering sowan kerumahnya. Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib Sholeh ke Jakarta, menjemputnya bejibun, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH. Abdillah yang mengenal dengan baik Habib, menggambarkan.

KH.Ahmad Qusyairi bin Shiddiq adalah sahabat karib habib. Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti pengajian KH. Ahmad Qusyairi di Tanggul, tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib mulai menampak, ganti KH. Qusyairi yang mengaji kepada Habib.

Menjelang wafat, KH. Qusyairi sowan kepada Habib. Tidak seperti biasa, kala itu sambutan Habib begitu hangat, sampai dipeluk erat-erat. Habib pun mnyembelih seekor kambing khusus menjamu sang teman karib. Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali yang ia lakukan. Ternyata beberapa hari kemudian KH. Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.

Tersebutlah seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen dari Presiden AS D. Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya kepasar (kecopetan). Karuan saja sang ajudan kalang kabut, sehingga disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib Sholeh.

Sampai di sana, Habib menyuruh mencari di Pasar Tanggul. Sekalipun aneh, dituruti saja, dan ternyata pulpen itu tidak ditemukan. Habib menyuruh lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena memaksa, Habib masuk kedalam kamarnya, dan tak lama kemudian keluar dengan menjulurkan sebuah Pulpen. “Apa seperti ini pulpen itu? Sang ajudan tertegun, karena ternyata itulah pulpen sang jenderal yang sudah pindah ke genggaman pencopet.

Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang menuturkan karamah beliau tak terhitung. Tetapi perlu dicatat, karamah hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang. Kelebihan itu dapat dicapai setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan ajaran Islam secara Kaffah. Dan itu dilakukan secara konsekwen dan terus menerus (istiqamah), sampai dikatakan bahwa Istiqamah itu lebih mulia dari seribu karamah.

Tengok saja komitmen Habib terhadap nilai-nilai keislaman, termasuk keperduliannya terhadap fakir miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru damai ketika ada perselisihan. Beliau dikenal karena akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai dikenal tidak pernah permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk mandi dan wudu para tamunya.

Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah berkata kepada baliau, kenapa Allah selalu mengabulkan doanya. Habib Sholeh menjawab, “Bagaimana tidak? Sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuat-Nya Murka.”

Kamis, 07 Juli 2016

اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ


Setelah sebulan lamanya kaum muslimin menunaikan puasa Ramadhan, kini saatnya merayakan Idul Fitri. Sebagaimana di tempat lain di seluruh dunia, kaum Muslimin di lingkungan RW 010 pun 
menyelenggarakan Sholat Idul Fitri di Masjid Al Abror.

Sholat Idul Fitri tahun ini dipimpin oleh Ustadz Muqarrabin, Sarjana Agama. beliau bertyinggindak sebagai Imam sekaligus khatib.

Beliau menyinggung tentang doa malaikat Jibril yang diaminkan oleh Rasulullah SAW. tatkala beliau SAW menaiki mimbar. Ada tiga kelompok orang yang dido‘akan dengan kejelekan oleh Jibril dan diaminkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka itu adalah:


1.Orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dia tidak diampuni.

2. Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, tetapi ia masuk ke dalam Neraka.

3. Orang yang disebutkan di hadapannya nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak bershalawat kepadanya.


Semoga kita tidak termasuk ke dalam tiga kelompok orang yang dimaksud hadits di atas. Dan termasuk shoimin yang aidin wal faizin. Semoa Allah menerima puasa, sholat, bacaan Alquran, zakat, dan semua ibadah kita. Amin Ya Robbal "alamin. (ayahr@nia)


MC Mahyuddin Hanafi
Bilal Ust.M.Shandi
Imam/Khotib Ust.Mukarobin
Jama'ah
Jama'ah



Nabi Muhammad saw bersabda:

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh. HR Muslim

Beberapa catatan
1. Lebih utama dimulai dilaksanakan sehari setelah ldul Fitri (2 Syawal), namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal. Agar kita termasuk orang yang bersegera melaksanakan kebaikan.

2. Berurutan 6 hari lebih baik, karena insyaAllah lebih mudah, dan juga termasuk bersegera melakukan kebaikan

3. Usahakan untuk menunaikan qadha puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, "Siapa yang mempunyai kewajiban qadha' puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa gadha'nya di bulan Syawal Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang Muslim menjadi gugur.

Bahkan puasa qadha itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.

Lathoiful Ma'arif, hal. 391

Semoga kita termasuk yang mendapatkan kemudahan dan petunjuk dari Allah Swt, untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam kebaikan . 

Rabu, 06 Juli 2016


خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh maha mendengar lagi maha mengetahui". (Q.S At-Taubah ayat 103)

Juga hadits riwayat muttafaqun alaihi yang artinya: "Islam didirikan diatas lima dasar: Mengikrarkan bahwa tidak ada tuhan selain Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji, dan berpuasa pada bulan Romadhon". (H.R. Muttafaq 'alaih)

"Sungguh berbahagialah orang yang mengeluarkan zakat (fitrahnya), menyebut nama Tuhannya (mengucap takbir, membesarkan Alloh) lalu ia mengerjakan sholat (idul fitri)". (Q.S. Al-A'la ayat 14-15)

"Rosululloh SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang shaum dari segala perkataan yang keji dan buruk yang mereka lakukan selama mereka shaum, dan untuk menjadi makanan bagi orang orang yang miskin. (H.R. Abu Daud)

Panitia Zakat Masjid Jami Al Abror semenjak dua hari sebelum Idul Fitri sibuk mempersiapkan pendistribusian zakat yang diterima dari para muzakki kepada mustahiq yang ada di sekitar masjid di lingkungan RW 010.

Tahun ini jumlah muzakki yang menyalurkan zakat fitrahnya mencapai angka seribuan, sedangkan mustahik berada di kisaran angka enam ratus lima puluhan. Dengan jumlah penerimaan zakat fitrah sebanyak 1.131 liter beras dan 34.195.000 rupiah . 

Alhamdulillah hingga dini hari malam Takbiran, pengurus telah menyelesaikan tugasnya dan menghabiskan zakat fitrah kepada mutahik di sekitar masjid Jami Al Abror melalui ketua-ketua rukun tetangga 04, 05, 07, hingga 012. Ditambah lagi beberapa musafir yang lalu lalang di depan masjid dan sekedar meminta tambahan dari dana zakat.
Kita semua berharap dapat meminimalisasi jumlah mustahik hingga jumlah muzakki kian bertambah. Insyaa Allah.

Pembagian Zakat

Sabtu, 02 Juli 2016

Sekitar 29 remaja putera dan puteri dari RW 010 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan berkumpul di Masjid Jami Al Abror untuk mwngikuti swbuah kegiatan rohani yang diberi label Mabit atau Malam Pembinaan Iman dan Takwa. Acara ini dimotori oleh Karang Taruna RW 010. 
Peserta Mabit terdiri atas remaja yang bergabung dalam wadah Karang Taruna.

Mabit ini dimulai dengan pembukaan oleh Ketua RW 010 Bapak Waldi, SE. Dan dilanjutkan dengan Tadarus Al Quran.
Setelahnya, peserta beristirahat tidur dan bangun untuk melakukan sholat malam/tahajud dilanjutkan dengan  tafakkur alam dan muhasabah dengan melakukan perjalanan jurit malam melintasi pemakaman umum Tanah Kusir.  Kemudian peserta menyantap makanan sahur dan sholat subuh. Usai sholat subuh, acara ditutup.
Semoga acara seperti ini dapat berdampak positif bagi pribadi peserta agar lebih bijak dalam bertindak dan berprilaku. Serta lebih beradab dalam sikap ketika berada di lingkungan masjid. (Ayahrh@nia)

Menu

Link Rujukan

LPJ ZISF 2016 M

PENERIMAAN :

1.Fitrah beras = 1,131 Ltr
2.Fitrah uang = Rp. 34.195.000
3.Mal = Rp. 9.950.000
4.Infaq = Rp. 9.800.000
5.Fidyah = Rp. 400.000

SALDO :

INFAQ = Rp. 3.252.500
FIDYAH = Rp. 300.000

TOTAL = Rp. 3.552.500

MUSTAHIQ RW 10

1.RT.12 = 230 Jiwa
2.RT.11 = 85 Jiwa
3.RT.10 = 40 Jiwa
4.RT.09 = 107 Jiwa
5.RT.08 = 34 Jiwa
6.RT.07 = 72 Jiwa
7.RT.05 = 31 Jiwa
8.RT.04 = 40 Jiwa
9.RT.03 = 20 Jiwa

TOTAL = 659 Jiwa

Kolom Iklan


AmazingCounters.com

Like Dan Follow Sosial Media

Video Distribusi Zakat

,

Popular

Get Update

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Flag Counter

Buku Tamu

Sahabat